Kemenag, Kemenristek-Dikti, dan Kemenhan Jalin Sinergi Program Deradikalisasi di PTU

By Admin

nusakini.com-- Kementerian Agama, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, serta Kementerian Pertahanan menjalin sinergi dalam program deradikalisasi di perguruan tinggi umum (PTU). 

Kesepahaman akan pentingnya sinergi dalam program deradikalisasi ini mengemuka dalam pertemuan antara Direktur Pendidikan Agama Islam (PAI) Ditjen Pendidikan Islam Kemenag Imam Safei dengan Direktur Kemahasiswaan Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Didin Wahidin, dan Direktur Bela Negara Ditjen Potensi Pertahanan M. Faishal. 

"Sehubungan adanya struktur baru di lingkungan Direktorat PAI yang menangani PTU, perlu dilakukan pemetaan masalah dan melakukan sinergi program dengan Kemenristek-Dikti," terang Imam Safei usai pertemuan di Jakarta, Rabu (29/3), didampingi jajaran Subdit PAI pada PTU. 

Direktur Kemahasiswaan Kemenristek-Dikti Didin Wahidin menyambut baik rencana kerja sama ini. Menurutnya, persoalan radikalisme di lingkungan pendidikan tinggi umum menjadi tantangan tersendiri dan itu tidak bisa dibiarkan. Sebab, radikalisme tidak produktif bagi pengembangan keislaman dan identitas keindonesiaan. 

Mantan Rektor Uninus Bandung mengatakan, saat ini Kemenristek-Dikti tengah mengembangkan mata kuliah General Education (GE) yang diarahkan untuk membangun kesadaran berbangsa dan bernegara. GE juga diharapkan dapat menumbuhkan pemikiran kritis, dan faham keagamaan yang toleran. Kurikulum ini didasarkan atas basis keilmuan, keindonesiaan, pengembangan karakter, dan internasionalisasi. 

Hal sama ditegaskan Direktur Bela Negara Ditjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan, M. Faishal. Dari perspektif pertahanan, M. Faishal menyampaikan bahwa kesadaran bela negara di kalangan mahasiswa perlu dilakukan, termasuk bagi mahasiswa baru melalui program pengenalan kampus. 

Faishal menegaskan kesiapannya untuk ikut bekerjasama dalam menumbuhkembangkan sikap patriotik dan bela negara seluruh mahasiswa, baik pada perguruan tinggi umum dan perguruan tinggi keagamaan Islam. 

Pertemuan tiga pihak ini menghasilkan sejumlah inisiasi sinergi, antara lain: penguatan Mahad Al-Jamiah dengan mengoptimalkan fungsi asrama mahasiswa pada PTU Negeri. Mahad Al-Jamiah ini akan mengembangkan sejumlah kajian keagamaan, utamanya berbasis kitab, sehingga mahasiswa memiliki kualitas keagamaan yang baik. 

Di samping itu, akan dilakukan juga penguatan bela negara sehingga para mahasiswa memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi. Kemenristek bertanggung jawab pada aspek fasilitasi asrama, Kemenag mendesain program layanan Mahad Al-Jamiah dengan kajian keagamannya, serta Kemenham melakukan program bela negara. (p/ab)